IMPLEMENTASI
HIPNOTERAPI DALAM BIDANG ANALGHESIK & ANESTHESI PADA PASIEN DENGAN LUKA
BAKAR
Hypnosis adalah suatu fenomena yang
sering sekali memunculkan reaksi beragam dari masyarakat, sebagian beranggapan
positif, sebagian beranggapan negatif dan merupakan suatu cara untuk melakukan
suatu kejahatan. Tetapi dibalik semua anggapan tersebut, hypnotis atau hypnosis
itu sendiri dapat diaplikasikan dalam dunia medis (keperawatan). Seperti Franz
Anton Mesmer, dan disusul oleh James Braid, Charchot, Liebault, Bemheim,
Sigmund Freud, Clark Haul dan sebagainya yang menggunakan hypnosis sebagai
teraphy. Hypnosis dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, personal, maupun
profesional. Berbagai manfaat bisa didapatkan seperti memecahkan permasalahan,
menghilngkan stres, mengurangi kecemasan, meningkatkan motivasi maupun dibidang
keperawatan atau medis. Aplikasi hypnosis dalam dunia medis tersebut masih
sangat minim. Padahal berdasarkan riset klinis dan eksperimental, hypnosis
sangat efektif dalam manajemen sensasi sakit. Hal ini utamanya disebabkan
karena hypnosis lebih dipandang melalui perspektif psikologis dibandingkan
fisiologis. Aplikasi hypnosis dalam dunia medis yang penulis bahas disini yaitu
tentang hypnoanalgesia (aplikasi hypnosis untuk mengurangi sensitifitas
terhadap sensasi sakit) pada klien dengan kasus akut (luka bakar). Dengan klien
dalam kondisi terhypnosis, maka seorang klien mudah diisi program pada alam
bawah sadarnya. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk teraphy hypnoanalgesia.
Hal yang terpenting adalah kemampuan klien dalam memfokuskan perhatian.
Aplikasi hipnosis pada dunia medis berkenaan dengan kasus akut dan kronis. Kebanyakan kasus akut yang diteliti berkenaan dengan aplikasi hipnosis adalah luka bakar. Pada kasus luka bakar sangat direkomendasikan aplikasi hipnosis sesegera mungkin untuk membatasi efek yang ditimbulkan setelahnya. Sebagai tambahan, pada saat itu pikiran pasien masih terfokus pada perjalanan menuju ruang perawatan sehingga lebih mudah untuk melakukan induksi. Berdasarkan studi sebelumnya, efek dari luka bakar sangat dipengaruhi oleh pemikiran pasien terhadap kondisi yang sedang dihadapinya (Chapman et al.,1959). Sehingga persepsi berkenaan ”panas” dapat meningkatkan efek negatif dari luka bakar sementara persepsi berkenaan ”dingin” menurunkan efek negatif. Dengan memberikan berbagai sugesti berkenaan dengan sensasi dingin dan anesthesia pada daerah yang bersangkutan dapat membatasi efek negatif dari luka bakar. Pasien dengan luka bakar yang menerima sugesti ”sensasi dingin” dan ”nyaman” lebih mudah ditangani, lebih optimis sehingga lebih cepat pulih(Erwin, 1987). Sementara pasien menjalani perawatan, sensasi sakit yang muncul saat perawatan lebih besar dibandingkan sensasi sakit ketika hanya membiarkan luka bakar tersebut. Untuk mencegah infeksi, pasien perlu menjalani perawatan harian dan menggunakan antiseptik. Perawatan tersebut akan memunculkan sensasi sakit yang sangat. Frekuensi perawatan yang cukup intensif tidak memungkinkan penggunaan anesthesi, sehingga penggunaan hipnoanalgesik sangat direkomendasikan (Patterson et al., 1996).
Aplikasi hipnosis pada dunia medis berkenaan dengan kasus akut dan kronis. Kebanyakan kasus akut yang diteliti berkenaan dengan aplikasi hipnosis adalah luka bakar. Pada kasus luka bakar sangat direkomendasikan aplikasi hipnosis sesegera mungkin untuk membatasi efek yang ditimbulkan setelahnya. Sebagai tambahan, pada saat itu pikiran pasien masih terfokus pada perjalanan menuju ruang perawatan sehingga lebih mudah untuk melakukan induksi. Berdasarkan studi sebelumnya, efek dari luka bakar sangat dipengaruhi oleh pemikiran pasien terhadap kondisi yang sedang dihadapinya (Chapman et al.,1959). Sehingga persepsi berkenaan ”panas” dapat meningkatkan efek negatif dari luka bakar sementara persepsi berkenaan ”dingin” menurunkan efek negatif. Dengan memberikan berbagai sugesti berkenaan dengan sensasi dingin dan anesthesia pada daerah yang bersangkutan dapat membatasi efek negatif dari luka bakar. Pasien dengan luka bakar yang menerima sugesti ”sensasi dingin” dan ”nyaman” lebih mudah ditangani, lebih optimis sehingga lebih cepat pulih(Erwin, 1987). Sementara pasien menjalani perawatan, sensasi sakit yang muncul saat perawatan lebih besar dibandingkan sensasi sakit ketika hanya membiarkan luka bakar tersebut. Untuk mencegah infeksi, pasien perlu menjalani perawatan harian dan menggunakan antiseptik. Perawatan tersebut akan memunculkan sensasi sakit yang sangat. Frekuensi perawatan yang cukup intensif tidak memungkinkan penggunaan anesthesi, sehingga penggunaan hipnoanalgesik sangat direkomendasikan (Patterson et al., 1996).
Aplikasi hypnosis pasien luka bakar
antara lain sebagai berikut :
- Meminimalkan atau mengurangi rasa sakit (nyeri)
akibat luka bakar.
- Memberikan rasa kenyamanan pada anggota tubuh
yang terluka.
- Klien yang dalam kondisi kenyamanan akan lebih
mudah ditangani.
- Memberikan pemikiran yang optimis ke arah
kesembuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar