Minggu, 18 Desember 2011

MELATIH INTUISI DENGAN PIKIRAN BAWAH SADAR


MELATIH INTUISI DENGAN PIKIRAN BAWAH SADAR
           Apakah anda percaya dengan firasat ? Pernahkah anda mendengar cerita, seorang ibu yang tiba – tiba tertusuk jarum ketika menjahit, kemudian ia menjadi khawatir terhadap putranya tercinta. Atau seseorang yang ’keduten’ di mata, yang kemudian dia merasa bahwa ada orang lain yang sedang membicarakannya. Atau pernahkah Anda sendiri mengalami, Ketika mendapat tawaran sesuatu kemudian di hati merasa tidak enak atau tidak ’sreg’ untuk mengambil tawaran yang menarik tersebut. Atau, anda merasa tidak cocok kepada seseorang walau hanya melihat sekali saja. Tahukah Anda, itu semua adalah firasat yang pada sisi lain bisa saya samakan dengan intuisi.

           Intuisi muncul dari pikiran bawah sadar yang memberitahukan kita melalui lintasan pikiran atau perasaan. Namun, hal ini harus dibedakan dengan prasangka. Jika intuisi hadir dari ketenangan jiwa, pikiran dan perasaan namun jika prasangka muncul dari jiwa, pikiran dan perasaan yang negatif, misal kebencian, kekhawatiran, ketakutan dan lain sebagainya.
Intusi sebenarnya senantiasa muncul untuk memberitahukan pada kita, atas apa yang baik atau buruk bagi kita, sesuai atau tidak buta kita. Hal tersebut muncul dari pikiran bawah sadar kita dan memberitahukan ke pikiran sadar kita. Namun masalahnya, justru pikiran sadar itulah yang menafikkannya.

           Anda dapat mencobanya, misalnya dengan menebak kartu. Pada kartu kita mengenal ada kartu warna merah atau hitam. Tugas anda sederhana, cukup tebak saja apa warna kartu di depan Anda. Yang anda lakukan, cukup tenangkan diri saja dan biarkan ada lintasan pikiran bisa warna merah atau hitam. Jujur saja tidak usah dipikir dan langsung katakan. Jika anda melakukannya dengan benar, maka anda akan benar menebaknya. Namun perlu diingat, ketika ingin diberitahu intuisi anda harus bersikap ’nothing to loose’. Jangan memiliki harapan yang keluar hitam atau merah, biarkan mengalir & melintas di pikiran. Serta pikiran jangan memaksa untuk ’pasti benar & bisa menebak.

           Cara lainnya yaitu dengan pendulum. Jaman dulu, Ibu – ibu hamil ketika mengecek jenis kelamin anak dalam kandungannya dengan cincin kawin yang digantungkan dengan seutas rambut ibunya. Sebelumnya diniatkan untuk mengecek jenis kelamin, dan membuat aturan kalau anaknya laki – laki maka pendulumnya bergerak maju mundur. Tapi jika anaknya perempuan, pendulumnya bergerak berputar. Ternyata dari banyak percobaan, hasilnya benar.
Anda bisa melakukan juga untuk banyak hal melatihan intuisi dengan pendulum. Yang penting niat dan aturan pendulum. Yang biasa digunakan yaitu berputar searah jarum jam berarti ’Ya’ , berlawanan jarum jam berarti ’Tidak’ dan bergerak maju mundur atau kanan kiri berarti ”netral’. Lakukan saja untuk banyak hal yang ingin anda tanyakan. 

HYPNO SEX (Mengoptimalkan Hubungan Suami- Istri)


HYPNO SEX (Mengoptimalkan Hubungan Suami- Istri)
           Dari beberapa kasus sederhana. Para pasangan suami istri / pasutri yang memiliki masalah dalam hubungan seks lebih banyak karna intensitas aktifitas seks yang tak normal. Hal ini banyak disebabkan oleh beberapa faktor misalnya depresi, stres, ketegangan jiwa, psychological over sensitive, suami / istri terlalu sibuk, perbedaan sifat dan kebiasaan, pola seks yang monoton, dll.

           Ketika masalah seks dikemukakan saya mengelompokkan kasus-kasus tersebut menjadi 3 bagian, pertama kasus kejiwaan yang dialami klien, kedua bagaimana hubungan emosi dengan pasangannya, dan yang ketiga bagaimana fungsi organ tubuh dalam melakukan hubungan seks. Untuk masalah kejiwaan klien dan hubungan emosi dengan pasangan akan diuraikan berikut ini, sedangkan tentang fungsi organ tubuh dengan masalah seks tidak akan saya bahas disini.

           Depresi dan tekanan masa lalu, adalah kasus yang sering saya hadapi. Ketika libido dan hasrat seks memuncak tetapi mengalami kegagalan dalam melakukan seks, misalnya karna penis tidak keras, ejakulasi dini dan sebab lainnya, maka perasaannya akan semangkin tertekan dan depresif. Untuk itu terapist memberikan hal-hal posistif dari sebab akibat hubungan seks, (counseling supportive). Karna penderita depresi selalu melihat dirinya dari sisi negatif, sering menyalahkan diri sendiri, bahkan cenderung over protec pada dirinya atau orang lain. Maka dibutuhkan pendekatan dan pengertian yang lebih rasional, agar ketegangan kejiiwaannya berkurang dan lebih melihat dirinya secara positif.

           Demikian pula dengan stres dan gangguan trauma masa lalu, kadang-kadang susah untuk dihilangkan, pengalaman pahit dari masa lalu, pengalaman yang menegangkan, merasa terancam, selalu disalahkan bahkan sering dipukul atau dibentak akan membentuk dirinya hingga dewasa dan sulit dihilangkan. Hal ini akan berdampak pada hubungan seks itu sendiri. Atau bisa juga melampiaskan tekanan itu dalam hubungan seks, sehingga bisa dianggap ”berlebihan” karna klien mendapatkan kebahagiaan psikis melalui hubungan seks dan ini bisa menjadi masalah bagi pasangannya karna tidak mampu mengimbanginya.

           Hal ini juga sering dialami oleh pasangan yang memiliki sifat dan kebiasaan yang tak cocok secara emosional termasuk sifat dan kebiasaan juga dapat mengganggu hubungan seks. Sebaliknya gangguan seks di salah satu pihak atau ketidak cocokkan pola atau keinginan seks juga akan menyebabkan perasaan marah, kesal, kecewa serta sedih bercampur baur. Akibatnya, paling sedikit kepuasan seks akan berkurang. Dan hal ini mengganggu hubungan emosional yang berujung pada harmonis atau tidak dalam rumah tangga.

           Dari semua kasus diatas, mengarah pada bagaimana pikiran kita memandang tentang pola aktifitas seks itu sendiri. Dan bagaimana pula seorang klien menganggap aktifitas seks sebagai suatu kebutuhan hasrat birahi dan emosi atau menganggap suatu kewajiban belaka sehingga berjalan ala kadarnya.
Untuk memperoleh hasil yang maksimal bagi kehidupan seksual, langkah pertama yang saya lakukan terhadap klien adalah berupaya mencapai apa yang disebut sebagai kebahagiaan seksual lahir dan batin. Dengan cara menyayangi, memahami pasangan, tetap bersikap jujur maka akan dapat mencapai apa yang dinamakan dengan kebahagiaan seksual. Memberikan counseling supportive berupa pemahaman-pemahaman tentang sebab akibat dari hubungan seks. 

HYPNOSIS & KESURUPAN


HYPNOSIS & KESURUPAN

           Pada suatu ketika, saya dihubungi oleh salah satu murid HypnoClass saya yang sedang melakukan hipnosis massal di suatu sekolah tertentu. Dia sedang kebingungan, karena pada saat prosesi hipnosis terdapat satu orang yang katanya “kesurupan” sehingga tidak bisa ia kontrol melalui sugesti - sugestinya. Setelah acara selesaipun, anak yang kesurupan berteriak histeris sambil berbicara yang tidak jelas. Setelah saya mendapat telepon, saya langsung meluncur ke lokasi hipnosis massal.

           Sesampai di lokasi, saya langsung menemui orang yang katanya “kesurupan” tersebut. Saat itu saya lihat anak yang kesurupan tersebut teriak – teriak, bergerak – gerak tidak beraturan, serta berbicara tidak jelas. Saya mencoba bertanya apa yang terjadi dan bagaimana proses terjadinya. Karena memang saya dengar dari teman – temannya, bahwa anak ini sebelumnya pernah kesurupan dan sering mengatakan pada teman – temannya bahwa ia beberapa kali melihat hantu di sekolah. Bahkan dari isu yang beredar di sekolah, bahwa lokasi kelas yang sedang dipakai hipnosis dulunya adalah kuburan orang Belanda. Sehingga saya mendengar dari siswa/I disana mengatakan bahwa kesurupan terjadi karena Jin penunggu dari sekolah tersebut sedang marah.

           Betulkah semua berita itu ? Betulkah anak tersebut “kesurupan” ? Siapa yang ada pada tubuh siswa itu ? Dan mengapa kesurupan itu terjadi ? Sebuah pertanyaan yang sering muncul pada fenomena alam bawah sadar. Dan antara percaya dan tidak percaya, kita sering dihadapkan oleh hal-hal diluar rasio manusia, tetapi jelas hal tersebut terjadi pada tatanan masyarakat Indonesia. Seperti yang kita bahas pada bab sebelumnya bahwa antara ‘kesurupan’ dan dalam keadaan hypnotic tidak ada bedanya, kedua-duanya adalah pengaruh bawah sadar, yang membedakan adalah bila kondisi hypnotic pengaruh seorang terapist sangatlah dominan sehingga klien akan mengikuti semua sugesti yang diberikan terapist, sedangkan ‘kesurupan’ adalah keyakinan adanya ‘energi lain’ (?) yang menguasai pikiran bawah sadarnya. Namun hal ini terjadi pada orang – orang tertentu yang memiliki sugestifitas yang tinggi untuk masuk dalam keadaan ”kesurupan”. Sehingga tidak heran, kondisi hipnosis mudah terjadi pada orang yang memang peka dan yakin akan keberadaan jin, setan dan hantu yang akan mengganggunya atau mungkin membantunya. Selain itu, seseorang yang pikirannya sering kosong, dan memiliki mentalitas yang lemah, seperti depresi dan frustasi yang membuat sering melamun dan pikirannyakosong.
Lalu pertanyaannya apakah dengan hipnosis dapat menyadarkan orang yang ‘kesurupan’ ? Secara teori memang agak sulit karena pre induksi tidak akan bisa berlangsung ketika orang tersebut dalam keadaan trance. Tetapi bila hipnosis dilakukan ketika orang itu telah sadar, sangatlah memungkinkan untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab ‘kesurupan’ terjadi bila orang tersebut memiliki sugestivitas spiritual yang tinggi, sering melamun dan memiliki obsesi khayalan. Itulah sebabnya orang yang kesurupan cenderung memiliki ‘record’ nilai spiritual yang dibentuk oleh kondisi lingkungannya.
           Ketika kesurupan terjadi, tindakan yang saya lakukan adalah menyadarkan siswa yang kesurupan itu. Apabila kita berangkat dari pemahaman hipnosis, dan kita sadari bahwa kondisi kesurupan adalah sama dengan kondisi trance / hypnotic maka tugas kita untuk membuat seseorang bebas kesurupan adalah menyadarkannya atau bangun dari kondisi trance nya. Walau dinilai agak menyimpang dari konsep hipnosis, tetapi teknik yang saya terapkan cukup jitu tanpa menyinggung apalagi memanfaatkan kesupranaturalan. Teknik - teknik yang saya gunakan cukup rasional dan siapa saja bisa mempraktekkannya.
Dari kasus tersebut ada beberapa hal yang dapat kita pelajari :
  1. Seorang terapist harus senantiasa mengontrol perhatian dan pikiran klien. Sehingga jangan sampai pikiran klien kosong atau dibiarkan berkelana semau klien sendiri. Sebagai contoh, beberapa kali harus katakan :
    ”Anda senantiasa mendengar suara saya dan musik ini. Semakin anda mendengarkan musik ini, semakin membuat tidur anda semakin dalam.”
  2. Pilihan kata – kata terapist juga harus tepat, sehingga tidak menjerumuskan klien untuk membayangkan atau melamun tanpa kontrol dari terapist.
  3. Terapist sebaiknya tidak meminta klien untuk membayangkan sosok seseorang yang sudah meninggal. Karena kadang mengakibatkan ia berimajinasi berkomunikasi dengan orang tersebut, dan merasa ia telah ”dimasukinya”
  4. Kondisi hipnosis adalah kondisi relaks dan fokus dan bukan kondisi pikiran yang kosong. Sehingga, jangan pernah meminta klien untuk mengosongkan pikiran. Namun biasanya saya menggunakan, ”istirahatkan pikiran Anda...”
  5. Terapist juga harus tahu, apakah klien tersebut ”kesurupan”, pura – pura ”kesurupan”, atau memang ada gangguan jiwa / psikologis. Dari pengalaman saya, seseorang yang ”kesurupan” biasanya saya lihat dari matanya. Sorot matanya kelihatan bukan dari diri klien, bahkan seseorang yang kesurupan tidak pernah mau untuk menatap atau ditatap matanya. Atau untuk memastikannya, saya tekan titik refleksiogis di tangannya (yaitu antara ibu jari dan telunjuk), apabila ia kesakitan pastinya ia ”kesurupan”.
  6. Perlunya memberi edukasi pada orang – orang yang ada disekitar untuk tidak meyakini mitos – mitos yang ada disekitar tentang hantu, jin atau setan. Karena berangkat dari keyakinan dan kepercayaannyalah yang membuat pikiran bawah sadarnya untuk masuk dalam kondisi ”kesurupan”.
  7. Dalam menangani klien yang ”kesurupan”, sebaiknya dilakukan secara terpisah dan jangan dikerumuni. Bahkan jika ada orang lain terutama perempuan, sebaiknya diminta menjauh dari tempat tersebut.
Pada akhirnya proses hipnosis dapat dilakukan ketika klien memang sudah sadar dari kondisi ”trance” nya. Setelah sadar, klien dapat di hipnosis, kemudian diberikan sugesti bahwa ia adalah orang tegar, kuat, tabah, tidak akan pernah ada siapapun yang dapat menguasai dirinya. Mungkin saja sebuah kata : ”Saya harus kuat” atau ”Saya harus bisa menjaga diri”. ”Saya harus dapat menolak semua pengaruh negatif dalam diri saya.” Dan ini diucapkan klien berkali – kali. Hal ini akan menjadi auto sugesti bagi klien. 

IMPLEMENTASI HYPNOSIS DALAM PERSALINAN


IMPLEMENTASI HYPNOSIS DALAM PERSALINAN

           Proses persalinan seringkali menjadi momok yang menakutkan bagi ibu hamil. Hal itu justru membuat ketegangan dan kecemasan yang dapat memicu rasa sakit. Padahal seorang ibu hamil, baru saja meminimalkan atau bahkan melahirkan tanpa rasa sakit. Mengandung selama sembilan bulan, melahirkan, dan mempunyai anak adalah hal yang sangat dinanti-nantikan oleh seorang wanita yang telah hidup berkeluarga. Namun demikian, bagi seorang wanita khususnya ibu-ibu muda, proses persalinan seringkali merupakan sesuatu yang menakutkan. Hal ini diperparah oleh rumor-rumor yang beredar yang mengatakan bahwa proses melahirkan itu menyakitkan. Akibatnya, rasa takut yang dimiliki semakin tinggi dan menyebabkan rasa nyeri seolah lebih kuat daripada seharusnya karena dalam pikiran mereka telah tertanam bahwa proses persalinanitumenyakitkan.
           Di Amerika Serikat, lebih dari 10 persen wanita yang terkena depresi ketika hamil dapat “menularkan” kesedihannya pada janin dalam kandungannya.proses penularan kesedihan itu terjadi secara biokimia. Kondisi depresi si ibu akan meningkatkan hormon stres serta aktivitas otak janin. Akibatnya, waktu lahir si bayi menunjukkan gejala depresi. Ia gelisah di kala tidur atau menolak minum. Untuk menghindari kemungkinan itu calon ibu perlu mematangkan mentalnya dalam menghadapi kehamilan. Semua kegalauan yang memunculkan depresi itu sebenarnya bersumber dari beragam pertanyaan negatif. Berbagai pengaruh lingkungan berupa cerita, pengalaman, bahkan mitos, cenderung membuat orang hamil menjadi salah tingkah. Semua itu semestinya dilawan dengan pikiran yang positif.

           Rasa sakit muncul karena wanita yang mau melahirkan merasa tegang dan takut, akibat telah mendengar berbagai cerita seram seputar melahirkan. Perasaan ini selanjutnya membuat jalur lahir menjadi mengeras dan menyempit. Pada saat kontraksi alamiah mendorong kepala bayi untuk mulai melewati jalur lahir, terjadi resistensi yang kuat. Ini yang menyebabkan rasa sakit yang dialami seorang wanita. Lha, bagaimana tidak sakit. Bayi, dengan dorongan kontraksi alamiah, seharusnya bisa dengan mudah, lancar, dan mulus, melewati jalur lahir dan keluar dengan mudah, mendapat hambatan karena jalur lahir menyempit dan tegang. Semakin si wanita merasa tegang dan takut, semakin kaku dan menyempit jalur lahirnya, dan semakin sakit jadinya.
Melahirkan merupakan proses yang dinantikan setiap wanita, belum lengkap rasanya jika seorang wanita belum merasakan melahirkan seorang bayi. Baik secara normal maupun Caesar. Tapi kerapkali melahirkan normal dianggap menakutkan, sebab prosesnya lama dan menyakitkan. Akhirnya banyak ibu yang lebih memilih melahirkan secara Caesar. Padahal medis tetap menganjurkan persalinan normal. Sebetulnya, itu wajar dan sah-sah saja, apalagi jika situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk persalinan normal. Namun, kenyataannya, persepsi bahwa persalinan normal itu menyakitkan masih sangat menggejala. Meski sekarang telah ditemukan bermacam metode melahirkan normal dengan rasa sakit yang minimal. Misalnya, Waterbirthing dan hypnobirthing.

           Ibu menjadi kunci penting saat proses melahirkan. Metode relaksasi hypnobirthing membantu melancarkan persalinan dan meminimalisasi rasa sakit. Hamil dan melahirkan adalah anugerah yang luar biasa bagi wanita. Sayangnya, ibu hamil kerap dihinggapi rasa takut dan cemas akan bayangan proses melahirkan yang sulit dan menyakitkan. Lupakan segala mimpi buruk itu, karena proses persalinan sebetulnya tidak harus melalui rasa sakit yang menakutkan. Apalagi hingga menjerit-jerit. Seorang ibu hamil bisa saja melahirkan tanpa rasa sakit, atau dengan rasa sakit yang minimal. Salah satu cara yang ditawarkan adalah latihan relaksasi melalui teknik yang disebut hypnobirthing. Metode itu berakar pada ilmu hypnosis dengan metode pendekatan kejiwaan yang memberi kesempatan untuk berkonsentrasi, fokus, dan rileks. Namun, tetap dengan kesadaran sepenuhnya.

           Hipnobirthing seyogyanya dilakukan oleh si ibu sejak merencanakan kehamilan. Ibu harus dibiasakan untuk berpikir positif berkaitan dengan kehamilannya. Hipnobirthing pada initinya si ibu memberikan semacam hipnotis untuk dirinya sendiri, tetapi hipnotis yang positif. Pengaruh positif itu misalnya si ibu berpikiran bahwa masa hamil adalah masa yang paling indah, menyenangkan dan menyaksikan kelahiran si kecil adalah masa yang paling membahagiakan bagi ibu. Ibu harus dibiasakan berpikiran rileks tenang dan membayangkan hal-hal yang indah, sehingga pada saat melahirkan nanti tidak akan panik dan bisa melahirkan dengan lancar.
Aplikasi hypnosis untuk persalinan mempunya banyak manfaat, oleh Adriana (2007) dijabarkan sebagai berikut :
  1. Meminimalkan bahkan menghilangkan rasa takut, ketegangan, sindrom rasa sakit dan kepanikan selama proses persalinan dan periode setelahnya (sehingga tidak menimbulkan trauma).
  2. Meminimalkan bahkan menghilangkan keinginan untuk menggunakan obat bius dan obat penghilang rasa sakit saat bersalin.
  3. Mempersingkat fase awal proses persalinan, yaitu pembukaan, yang biasanya bisa memakan waktu 10 sampai 24 jam (terutama untuk kelahiran anak pertama).
  4. Menghilangkan keletihan yang amat sangat sehingga setelah proses kelahiran bayi sang ibu bisa bertenaga.
  5. Mengurangi kemungkinan terjadinya hiperventilasi (pernafasan yang cepat dan pendek karena menahan sakit) saat proses persalinan berlangsung.
  6. Mempercepat masa pemulihan pasca persalinan
  7. Membuat proses kelahiran yang alami dan menjadikan sesuatu yang indah dan tidak traumatis.
  8. Mempererat ikatan batin antara ibu terhadap bayi dan sang suami.

IMPLEMENTASI HIPNOTERAPI DALAM BIDANG ANALGHESIK & ANESTHESI PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR


IMPLEMENTASI HIPNOTERAPI DALAM BIDANG ANALGHESIK & ANESTHESI PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR

          
           Hypnosis adalah suatu fenomena yang sering sekali memunculkan reaksi beragam dari masyarakat, sebagian beranggapan positif, sebagian beranggapan negatif dan merupakan suatu cara untuk melakukan suatu kejahatan. Tetapi dibalik semua anggapan tersebut, hypnotis atau hypnosis itu sendiri dapat diaplikasikan dalam dunia medis (keperawatan). Seperti Franz Anton Mesmer, dan disusul oleh James Braid, Charchot, Liebault, Bemheim, Sigmund Freud, Clark Haul dan sebagainya yang menggunakan hypnosis sebagai teraphy. Hypnosis dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, personal, maupun profesional. Berbagai manfaat bisa didapatkan seperti memecahkan permasalahan, menghilngkan stres, mengurangi kecemasan, meningkatkan motivasi maupun dibidang keperawatan atau medis. Aplikasi hypnosis dalam dunia medis tersebut masih sangat minim. Padahal berdasarkan riset klinis dan eksperimental, hypnosis sangat efektif dalam manajemen sensasi sakit. Hal ini utamanya disebabkan karena hypnosis lebih dipandang melalui perspektif psikologis dibandingkan fisiologis. Aplikasi hypnosis dalam dunia medis yang penulis bahas disini yaitu tentang hypnoanalgesia (aplikasi hypnosis untuk mengurangi sensitifitas terhadap sensasi sakit) pada klien dengan kasus akut (luka bakar). Dengan klien dalam kondisi terhypnosis, maka seorang klien mudah diisi program pada alam bawah sadarnya. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk teraphy hypnoanalgesia. Hal yang terpenting adalah kemampuan klien dalam memfokuskan perhatian.
Aplikasi hipnosis pada dunia medis berkenaan dengan kasus akut dan kronis. Kebanyakan kasus akut yang diteliti berkenaan dengan aplikasi hipnosis adalah luka bakar. Pada kasus luka bakar sangat direkomendasikan aplikasi hipnosis sesegera mungkin untuk membatasi efek yang ditimbulkan setelahnya. Sebagai tambahan, pada saat itu pikiran pasien masih terfokus pada perjalanan menuju ruang perawatan sehingga lebih mudah untuk melakukan induksi. Berdasarkan studi sebelumnya, efek dari luka bakar sangat dipengaruhi oleh pemikiran pasien terhadap kondisi yang sedang dihadapinya (Chapman et al.,1959). Sehingga persepsi berkenaan ”panas” dapat meningkatkan efek negatif dari luka bakar sementara persepsi berkenaan ”dingin” menurunkan efek negatif. Dengan memberikan berbagai sugesti berkenaan dengan sensasi dingin dan anesthesia pada daerah yang bersangkutan dapat membatasi efek negatif dari luka bakar. Pasien dengan luka bakar yang menerima sugesti ”sensasi dingin” dan ”nyaman” lebih mudah ditangani, lebih optimis sehingga lebih cepat pulih(Erwin, 1987). Sementara pasien menjalani perawatan, sensasi sakit yang muncul saat perawatan lebih besar dibandingkan sensasi sakit ketika hanya membiarkan luka bakar tersebut. Untuk mencegah infeksi, pasien perlu menjalani perawatan harian dan menggunakan antiseptik. Perawatan tersebut akan memunculkan sensasi sakit yang sangat. Frekuensi perawatan yang cukup intensif tidak memungkinkan penggunaan anesthesi, sehingga penggunaan hipnoanalgesik sangat direkomendasikan (Patterson et al., 1996).


Aplikasi hypnosis pasien luka bakar antara lain sebagai berikut :
  1. Meminimalkan atau mengurangi rasa sakit (nyeri) akibat luka bakar.
  2. Memberikan rasa kenyamanan pada anggota tubuh yang terluka.
  3. Klien yang dalam kondisi kenyamanan akan lebih mudah ditangani.
  4. Memberikan pemikiran yang optimis ke arah kesembuhan.
Mempercepat pemulihan atau penyembuhan akibat luka bakar.

BERKOMUNIKASI DENGAN BAYI DALAM JANIN


BERKOMUNIKASI DENGAN BAYI DALAM JANIN

           Betulkah seorang ibu hamil dapat berkomunikasi dengan bayi dalam janinnya ? Saya katakan bisa dan sangat bisa. Justru saya sarankan ibu hamil untuk senantiasa berkomunikasi dengan bayi dan memberikan sugesti – sugesti yang positif pada bayi yang ada dalam kandungannya. Bayi sangat memahami apa yang dirasakan dan yang dipikirkan seorang ibu hamil, oleh bayinya. Sehingga kenapa, seorang ibu hamil seharusnya tidak banyak stres ? Karena memang stresnya dapat diterima masuk di pikiran bawah sang bayi. Bahkan bisa saya bilang, pikiran bawah sadar seorang bayi sangat peka dengan perasaan dan pikiran sang ibu.

           Oleh karena itu, hendaknya emosi, perasaan dan pikiran ibu harus senantiasa terjaga dalam kondisi positif dan sehat. Jika ibu senang dan bahagia maka bayi ikut senang, begitu pula jika ibu stres dan sedih bayipun merasakan hal yang sama. Bahkan hal tersebut akan berdampak pada karakter di masa dewasanya. Jika bayi sering merasa tertekan, sedih dan stres maka tidak jarang akan mengakibatkan mentalitas dia ketika dewasa menjadi lebih inferior dan kurang berani menampilkan dirinya. Maka saya cukup tergelitik, ketika ada sebuah buku yang menuliskan nasib sebuah bangsa tergantung pada ibu hamil. Anda percaya ? Terserah anda...

Teknik berkomunikasi dengan bayi :

Rilekskan diri anda...istirahatkan pikiran anda... dan tenangkan pikiran anda... (Jika perlu dapat dibantu dengan musik relaksasi)... mulai sadari diri anda... tubuh anda semakin rileks...dan lemas...pikiran anda menjadi lebih tenang... dan perasaan anda lebi tenang....Sekarang mulai sadari bayi yang ada dalam perut anda....sadari... dan rasakan keberadaannya...sekarang sadari dan rasakan.. .pergerakan bayi tersebut...sadari dan rasakan...bahkan anda bisa membayangkan bayi yang ada dalam perut anda...rasakan... anda lihat semakin jelas dalam pikiran anda...
Sekarang bayangkan anda berada di depannya...dan anda dapat berbicara ke pada bayi anda... cobalah anda bebicara kepada bayi anda... katakan dalam hati anda...”Sayaang...mama sangat menyayangi kamu...sangat mencintai kamu...” ...katakan dalam hati anda... adek... tolong ketuk perut mama dong...ketuk ya sayang...ketung perut mama...(lihat reaksi perut anda)....
(Jika anda sudah merasakannya, barulah berikanlah sugesti – sugesti yang positif, misalnya : ) sayaang...adek anak yang pintar dan cakep banget...nanti kalau lahir...adek menjadi anak yang sholeh / sholehah... pinter.. dan cakeep banget.... Sayang... nanti kalau pas siap dan ingin keluar dari perut...mama diberitahu ya..ketuk perut mama tiga kali ya...sayang...nanti keluar dari perut mama... dalam kondisi lancar...dan baik – baik saja...adek...mama sayang banget ma adek...

HYPNOSLIMMING (BENTUK TUBUH IDEAL DENGAN KEKUATAN PIKIRAN)


HYPNOSLIMMING
 (BENTUK TUBUH IDEAL DENGAN KEKUATAN PIKIRAN)

Kenapa seringkali diet gagal untuk menurunkan berat badan ? Kadang memang diet berhasil menurunkan berat badan, namun suatu waktu ketika yang bersangkutan lalai maka dia akan melampiaskannya untuk makan sebanyak – banyak. Kenapa ? Karena dalam pikirannya terdapat dua program, yaitu berhenti makan banyak dan makan sebanyak – banyaknya. Sehingga, apabila seseorang kurang dapat mengontrol dirinya justru efeknya akan berbalik ketika dorongan untuk makan ditekan sekuat – kuatnya. Padahal, dorongan bawah sadar semakin ditekan maka dorongannya semakin kuat di kemudian hari.

Atau ketika seseorang membeli produk tertentu untuk menurunkan berat badan. Atau mencoba mengikuti program - program tertentu untuk menurunkan berat badan. Namun kenapa, seringkali tidak berhasil ? Karena walaupun produk dan program apapun dilakukan, namun ketika pola hidup, pola makan, pola tidur dan pola olah raga masih sama seperti sebelumnya, maka perubahan secara permanen membentuk tubuh ideal akan sulit untuk dilakukan.

Menariknya, dengan hipnosis pola makan, pola tidur, pola olah raga maupun pola hidup seseorang yang kurang sehat akan di program ulang, menjadi program baru untuk menuju pada apa yang diharapkan. Sehingga tidak heran apabila setelah proses hypnoslimming dilakukan maka pola makan seseorang akan berubah. Seseorang menjadi tidak muat untuk makan banyak, atau makanan yang dikonsumsi dapat dikontrol oleh tubuhnya hanya makanan yang sehat. Atau ketika seseorang tiba – tiba memiliki dorongan dalam dirinya untuk olah raga, dan pola hidup lainnya yang lebih sehat dan teratur.

Hal yang pertama kali dilakukan sebelum melakukan hypnoslimming adalah instrospeksi diri terhadap pola hidupnya yang kurang sehat. Seseorang harus mencari pola hidup, pola makan, pola tidur, pola olah raga atau pola aktifitas apapun yang salah pada dirinya. Sebagai contoh kebiasaan suka ngemil waktu malam hari, suka makan – makan yang berlemak, jarang olah raga, tidur kurang teratur, ketika dia stress maka pelampiasannya ngemil dan makan yang banyak, sering diajakin teman makan fastfood, dan lain sebagainya. Apapun itu, semakin kita mengetahui pola hidup yang salah maka semakin baik bagi kita untuk memberikan sugesti yang tepat dalam memprogram pola hidup yang lebih baik.

Dengan kita dapat menginstrospeksi dan menyadari kesalahan pola hidup kita, selanjutnya kita dapat merancang pola hidup sehat seperti apa yang seharusnya kita lakukan, sesuai dengan kemampuan dan pengalaman hidup kita. Kita tidaklah harus “memaksa” pikiran dan tubuh kita untuk tidak ngemil sedikitpun. Namun, kita cukup menyadari saja, dan biarkan kita memprogram pikiran bawah sadar kitalah yang mengatur. Bahkan kita juga dapat membuat program yang cocok untuk diri kita, yang sebelumnya ‘sulit’ dilakukan, misalnya olah raga, makan sayur mengurangi ngemil (bukan ‘mengharamkan’ ngemil lho…) dan lainnya. Dengan memprogram pikiran bawah sadar, kita jadi lebih mudah melakukannya. Jadi tugas Anda cukup visualisasikan pola hidup Anda yang sehat sehari – hari beserta program yang kita buat, selanjutnya biarkan pikiran dan tubuh kita yang melakukannya.

Selanjutnya, sugesti terapist lebih mudah menjadi kenyataan dengan cara visualisasi. Maksudnya, klien diminta menggambarkan sejelas – jelasnya tubuhnya yang ideal. Klien diminta membayangkan bagian tubuh mana yang ingin dibentuk menjadi lebih ideal. Misalnya perutnya, lengannya, betisnya dan lain sebagainya. Atau bisa klien diminta membayangkan bentuk tubuh idolanya. Namun akan lebih baik ketika klien diminta membawa foto dirinya waktu muda dan memiliki tubuh lebih ideal. Semakin jelas gambaran tubuh ideal, maka semakin mudah pikiran bawah memprogram tubuh, pikiran, sikap dan perilaku untuk menuju pada gambaran tubuh ideal yang diinginkannya.

Dari pada diet ketat yang menyiksa diri kita dan tubuh kita, hypnoslimming dapat membentuk tubuh kita dengan lebih santai. Karena memang pada dasarnya pikiran bawah sadar sudah cukup cerdas mengatur tubuh kita sendiri. Selain itu, dengan hypnosis kita dapat menjadi ideal luar – dalam. Atau memperbaiki citra diri dan konsep diri kita menjadi lebih positif. Sehingga Inner Beauty yang akan membuat kita menjadi lebih menarik & percaya diri.

IMPLEMENTASI HIPNOTERAPI UNTUK HIPERTENSI


IMPLEMENTASI HIPNOTERAPI UNTUK HIPERTENSI

           Hipnotis pada saat ini mulai dikenal di kalangan masyarakat Indonesia. Bahkan stigma negatif yang selama ini lekat dengan segala sesuatu yang terkait dengan kata “hipnotis” secara perlahan mulai berubah. Hipnoterapi dapat dipergunakan sebagai salah satu metode terapi masalah kesehatan. Hipnoterapi merupakan metode terapai dengan menggunakan hipnotis. Metode ini digunakan untuk pemberian sugesti positif terhadap klien. Hipnoterapi terus mengalami perkembangan dan menjadi salah satu bentuk psikoterapi dalam dunia keperawatan.
           Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolistik di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi adalah sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan diastolic 90 mmHg. Menurut APA (American Psychological Association), Dictionary of Psychology, edisi 2007, bukti-bukti ilmiah menunjukkan hipnoterapi dapat bermanfaat mengatasi hipertensi, asma, insomnia, manajemen rasa nyeri akut maupun kronis, anorexia, nervosa, makan berlebih, merokok, dan gangguan kepribadian. Hasil guna sebagai "terapi pendukung" dalam beberapa penyakit juga telah terbukti.

           Pada saat seseorang di hipnoterapi, terjadi rangsangan terhadap system pengaktifasi retikularis di otak, menyebabkan respon saraf otonom, yaitu penurunan nadi, tekanan darah dan frekuensi nafas. Apabila diberikan sugesti yang baik akan memberi efek terapiutik juga relaksasi. Oleh karena itu, hipnoterapi dapat digunakan sebagai salah satu alternative pengobatan hipertensi. Pada umumnya efek terapiutik yang diperoleh untuk menurunkan ketegangan akibat stress adalah seketika. Tapi untuk depresi atau psikosomatik seperti hipertensi membutuhkan lebih dari satu kali terapi. 3-4 kali hipnoterapi dalam 2 minggu akan cukup menurunkan tekanan darah tinggi. Lebih baik lagi jika di berikan lebih dari itu, yakni dilakukan dengan teknik self hypnosis selama 15-20 menit perhari yang dapat dilakukan sendiri dirumah.

JANGAN CUMA JADI THERAPIST SCRIPT !!!


JANGAN CUMA JADI THERAPIST SCRIPT !!!

Artkel ini saya buat karena saya cukup tergelitik ketika menjadikan ‘script’ seperti ‘primbon’ yang menjadi senjata therapist. Namun sebenarnya yang mengganggu saya adalah kurangnya penggalian informasi lebih jauh tentang dinamika permasalahan klien, yang akhirnya menjadikan dirinya “Therapist Script”. He he he… (Anda boleh setuju, boleh tidak… )

Makhsudnya begini… Saya sering menemui therapist yang memiliki “primbon” script yang sangat banyak dan lengkap. Sebenarnya apabila script tersebut hanya sebagai referensi dan nantinya dikembangkan sendiri sesuai permasalahan klien, hal tersebut tidak bermasalah. Namun apabila script menjadi hal yang mekanis dalam proses penyelesaian masalah klien, saya yang kurang setuju. Contohnya seperti ini… Ketika klien A dating kemudian minta diterapi ingin berhenti merokok, kemudian tanpa ba bi bu… langsung kita ‘hajar’ dengan ‘pembacaan script hypnosis berhenti merokok’. Padahal therapist tanpa mengetahui dinamika permasalahan klien, Sejauhmana motivasi berhenti merokok, seberapa banyak yang dirokok, pada saat apa saja kalau merokok, sebab dan akibatnya dan lainnya. Apabila hal tersebut berjalan, maka proses hypnosis menjadi kurang maximal bahkan bias jadi salah sasaran. Akhirnya, hypnosis tidak berhasil… (Namun apakah bisa disimpulkan hypnosis tidak bisa menghentikan merokok atau memang ‘caranya’ saja yang salah…).

Oleh karena itu alangkah lebih baiknya therapist mengetahui lebih banyak tentang dinamika permasalahan klien. Karena hal tersebut akan membuat penanganan dan sugesti yang kita berikan dapat lebih bersifat personal sesuai dinamika permasalahan klien. Hal itu kita dapat ketika kita menggali informasi pada proses pre induksi.

Selanjutnya saya sampaikan tentang panduan menggali informasi pada klien disamping artikel ini melanjutkan artikel sebelumnya tentang pre induksi,.Bagaimana cara kita menggali dan memahami permasalahan klien kita ? Biasanya saya mengacu pada pertanyaan – pertanyaan dibawah ini :

Who
Siapa klien kita ? Seorang terapist harus memahami siapa klien kita, karena hal tersebut sangat berkaitan dengan bagaimana seorang terapist menghadapi klien tersebut. Terapist harus paham, bagaimana latar belakang klien, apa pekerjaannya, hobinya, tempat kesukaannya, pendidikannya maupun aktifitas hariannya. Dengan kita memahami klien, seorang terapist menjadi mudah dalam proses membangun hubungan / raport. Dan kita ketahui dari awal, bahwa raport dalam pre induksi menjadi faktor penentu keberhasilan proses hypnotherapy.

What
Apa masalahnya ? Seringkali saya berpijak pada hal yang lebih riil... apa itu ? Perilaku nyata...Kalau dalam penelitian sering kita dengar, indikator perilaku. Ketika seorang klien mengatakan tidak percaya diri, kita mungkin perlu tanya seperti apa ketidak percaya dirinya, bagaimana bentuk ketidak percaya diri-annya, pada saat apa, ketika dimana, berlaku terus atau hanya 1 kasus yang digeneralisir...Begitu pula orang yang ingin berhenti merokok, kita harus tahu, biasanya merokok berapa bungkus tiap hari, merokok pada saat apa saja dan lain sebagainya. Dengan kita menjawab pertanyaan tersebut lebih detail, seorang terapist menjadi lebih tahu intensitas masalahnya, dinamika permasalahannya, dan lebih terbantu untuk melihat akar permasalahan klien.

Where
Pertanyaan dimensi tempat, bisa jadi menjadi sumber data yang penting. Ketika ada seorang anak yang dianggap ibunya pemalu, tidak percaya diri / ”minderan”, seorang terapist harus bisa memahami dimana anak tersebut pemalu ? Apakah dimana saja dia pendiam dan pemalu ? Ataukah hanya di sekolah saja ? Tetapi di rumah dan lingkungan tetangga dia percaya diri ? Sehingga dengan menjawab dimensi tempat, seorang terapist bisa terbantu dari jebakan – jebakan ”label” yang diberikan pada klien.

When
Ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan dimensi waktu. Hal ini juga sangat penting untuk memahami dinamika permasalahan klien. Kapan permasalahan tersebut terjadi ? Pada saat apa, permasalahan tersebut muncul ? Sejak kapan ? Ketika ada seorang klien menganggap dirinya tidak percaya diri, maka terapist harus bisa menggalinya. Kapan hal tersebut terjadi ? Mungkin dia menganggap tidak percaya diri ketika klien berbicara di depan banyak orang. Bahkan sampai keringat dingin, gemetar di seluruh tubuh dan lain sebagainya. Mungkin kita juga mendapatkan informasi bahwa klien pertama kali mendapati kondisi tersebut ketika pertama kali ketika SMU kelas 1 diminta presentasi, tapi tidak siap dan akhirnya ditertawakan oleh semua warga kelas. Selain itu, terapist juga dapat menggali lebih dalam permasalahan klien dengan mencari tahu apa yang terjadi ”Sebelum” – ”Pada Saat” – Sesudah”. Ketika terdapat klien yang memiliki permasalahan ”merasa tertekan dan ingin selalu menangis”. Kita bisa bertanya ”apa yang biasanya dilakukaan, dipikirkan dan dirasakan” sebelum muncul rasa tertekan dan ingin selalu menangis. Mungkin, ingat pada mantan pacarnya yang meninggal, atau mungkin ketika masuk di kamarnya dan mendengarkan musik tertentu atau warna cat tertentu atau yang lainnya. Karena kita harus paham, hal tersebut mungkin pencetus permasalahan tersebut muncul.
”Pada saat”, maksudnya pertanyaan dengan dimensi waktu ”saat terjadinya masalah tersebut”. Artinya terapist harus dapat memahami apa yang terjadi ketika masalah tersebut muncul. Tidak percaya diri, maksudnya bagaimana ? Apa yang dilakukan klien ? Mungkin gemetar, keringat dingin, klien diam saja, gemetar dll. Apa yang dilakukan klien pada saat tersebut ? Apa yang dipikirkan dan Apa yang dirasakan pada saat itu ? Bagaimana dinamika lingkungan pada saat itu?
”Sesudah” adalah pertanyaan berkaitan dengan dimensi waktu ”pasca masalah tersebut muncul”. Sebagai contoh, ketika seseorang yang memiliki kebiasaan merokok, mungkin terapist bisa menanyakan apa yang dirasakan ketika klien merokok ? Seorang anak yang memiliki kebiasaan mencuri, kebutuhan mencuri atau klepto, apa yang dirasakan, dipikirkan, atau dilakukan setelah anak tersebut mencuri?

Why
Mengapa, adalah dimensi pertanyaan sebab, motivasi, untuk apa, alasan klien ketika perilaku klien terjadi. Seorang terapist tidak boleh menilai benar atau salah alasan seoran klien. Karena apapun alasan klien, justru itulah yang menjadi sumber informasi bagaimana seorang terapist dapat memahami sudut pandang, perasaan apa adanya seorang klien. Dengan keterbukaan klien, seorang terapist dapat lebih memahami dinamika permasalahan klien. Seringkali pikiran bawah sadar, berkorelasi dengan perasaan spontan dan murni dari klien, yang tidak diintervensi dengan pikiran rasional atau bahkan malu dengan terapist. Oleh karena itu, seorang terapist harus dapat memahami alasan ”murni dan spontan” dari seorang klien.

How
Nah...setelah memahami semua pertanyaan tersebut, seorang terapist baru dapat menentukan bagaimana menangani klien tersebut. Semakin banyak dan detil informasi yang didapat semakin membantu terapist untuk dapat menangani klien dengan cara dan metode yang paling tepat dan sesuai dengan klien tersebut.
Saya kira tidak ada alasan untuk menafikkan proses pre induksi / interview awal. Apalagi ketika menganggap bahwa proses awal tersebut hanyalah basa basi belaka. Justru bisa jadi, pre induksi menjadi lebih lama dari pada proses terapi berlangsung. Karena kita juga harus pahami pre induksi adalah bagian dari therapy itu sendiri. Dan tidak sedikit, seorang klien dapat sembuh hanya karena di proses pre induksi saja..




JANGAN REMEHKAN PRE INDUKSI


JANGAN REMEHKAN PRE INDUKSI

Mungkin tahap inilah yang sering kali dilupakan bagi pembelajar hypnosis. Dan mungkin juga, karena tahap ini sering kurang dikupas dalam pelatihan – pelatihan hypnosis. Padahal, tahap inilah yang menjadi titik tolak keberhasilan proses hypnosis. Tahap tersebut adalah tahap awal dari sebuah proses hypnosis yaitu Pre Induksi atau Pre Talk interview. Pre-Induction atau pre talk interview merupakan tahapan yang sangat penting. Seringkali kegagalan proses hipnosis diawali dari proses Pre-Induction / pre talk yang kurang tepat.
Berkaitan dengan hal tersebut, saya ingin berbagi tentang apa yang seharusnya kita dapat dari pre induksi dalam sebuah proses hypnotherapy. Penjelasan ini saya urai berdasar dari eksplorasi pengalaman dan pemikiran saya. Yang perlu diperhatikan adalah apabila kita melakukan pre induksi hendaknya kita dapat memaksimalkan proses tersebut dengan telah memuat fungsi – fungsi pre induksi sebagai berikut :
1.      Building and Maintaining Rapport.
Dalam proses hipnosis, mendasarkan pada kerja sama antara terapist dan klien. Sehingga kesiapan dan kesediaan subyek menjadi pra syarat keberhasilan hipnosis dapat berjalan dengan baik. Seperti prinsip “Every Hypnosis is self hypnosis” sehingga terapist hanya berfungsi sebagai fasilitator agar klien dapat menghipnotis dirinya sendiri, dengan panduan terapist.
Berpijak dari hal tersebut, kedekatan dan kepercayaan antara klien dan terapist sangat dibutuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun hubungan & komunikasi yang baik sebelum proses hipnosis dilakukan. Jika klien sudah dekat dan percaya pada anda, maka otomatis apapun yang anda sugestikan mau diterima dan akan dilaksanakannya.

  1. Allaying Fears.
    Dalam pandangan orang awam, hipnosis masih dinilai sebagai hal yang mistik, klenik, hanya digunakan untuk kejahatan, bila dikuasai pengaruh hipnotis tidak bisa mengendalikan diri, semua rahasia pribadi kita terungkap dan mitos – mitos lain yang berkembang. Sehingga, dengan pemahaman yang salah pada klien terhadap hipnosis membuatnya menolak dan membuat pertahanan diri agar tidak dapat terhipnosis. Sehingga otomatis proses hipnosis tidak akan berjalan.
    Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab terapist untuk meluruskan dan memberi pemahaman yang benar tentang hipnosis dan proses yang akan dilakukannya. Dengan pemahaman yang benar, sehingga ketakutan klien akan teratasi dan membuat klien merasa aman untuk melakukan proses hipnosis.

  1. Building Mental Expectancy
    Apabila dalam proses hypnotherapy, seorang terapist lebih baik untuk mengkondisikan klien terlebih dahulu pada bagian mana seorang klien merasa nyaman. Kenapa ? Dalam proses terapi yang membutuhkan itu bukan terapistnya tetapi klien. Sehingga tugas terapist adalah menumbuhkan sugesti positif bahwa dengan hipnotis permasalahan yang dialami dapat diselesaikan atau disembuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan testimony atau cerita – cerita keberhasilan klien yang telah kita tangani, Kalaupun kita belum pernah menangani kasus tersebut, kita dapat menceritakan bahwa permasalahan dapat diselesaikan dengan hipnosis, walaupun memakai referensi dari terapist lain. Intinya membuat klien memiliki harapan dan keyakinan bahwa dengan melakukan proses ini, dia akan sembuh. Keyakinan klien itulah yang menjadi modalitas sangat penting bagi keberhasilan terapi apapun.

  1. Gathering Informations.
    Seringkali klien memiliki sudut pandang dan persepsi yang tidak benar tentang masalahnya. Sehingga, seorang terapist harus benar – benar memahami dinamika klien dan permasalahan klien. Sebagai contoh, ada orang yang datang dan bilang bahwa dirinya tidak percaya diri. Apakah klien langsung menghipnotis dan memberi sugesti agar percaya diri. Saya kira tidak semudah dan sesederhana itu. Kenapa? Kita harus tahu dinamika apa yang sebenarnya terjadi pada diri klien dan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh klien. Dengan pengetahuan ini, akan sangat berguna dalam proses hypnotherapy yang akan berjalan.

Bagi saya, sah – sah saja therapist berbekal dengan pengalaman dan pengetahuan memiliki asumsi tentang dinamika permasalahan klien . Asumsi tersebut, sebagai dasar bagi therapist untuk menanyakan lebih lanjut tentang permasalahan klien secara lebih spesifik. Bagi therapist yang berpengalaman, dapat lebih mudah mengarahkan pertanyaannya untuk menggali permasalahan klien. Apalagi saya secara pribadi memiliki background psikologi, sehingga lebih mudah untuk memahami dinamika psikologis klien. Bahkan sering kali, saya memadukan dengan analisis tulisan tangan atau tanda tangan (grafologi), menggambar orang (DAP), pohon berkayu (BAUM), menggambar pohon, orang dan rumah (HTP), atau assessment psikologis secara lengkap. Sehingga saya jadi paham karakteristik psikologis klien. Untuk artikel selanjutnya, saya akan sampaikan tentang panduan menggali informasi sehingga kita mendapat data yang lebih lengkap tentang permasalahan klien.